Baiklah saya akan
memulai tulisan ini dengan cerita ketika saya baru saja menyelesaikan Ujian
Akhir di MA (Setingkat Dengan SMA). Waktu itu kami siswa kelas 12 baru saja
menyelesaikan ujian akhir, satu beban pun sirna ketika ujian baru saja siap.
Satu beban hilang,
beban yang lain pun telah siap menghampiri. Menyelesaikan ujian memang iya
menghilangkan beban, tapi menunggu pengumuman menanti sebuah kata “LULUS”
ternyata lebih berat ketimbang mengikuti ujian itu sendiri. Singkat cerita nama
saya tercantum dalam daftar para Siswa yang akan ditendang dari sekolah saya
yaitu MAN Model Manda Asyeh.
Senang bercampur
gambira menjadi satu, setelah menempuh pendidikan semi militer (akan ada
tulisan khusus tentang ini) akhirnya saya Luluh, eh maksudnya Lulus.
Waktu itu MAN Model
muridnya lulus 100,0 %, kejutan yang luar biasa dari sekolah untuk kami
muridnya yang kurang tercinta. Akankan ada kejutan selanjutnya??? Tereng reng
reng……dag dig dug.
Tak ada badai tak ada
hujan nama saya tercantum di Mading, selidik punya selidik ternyata saya
termasuk dalam salah satu diantara puluhan murid lainnya yang mendapatkan
undangan untuk masuk ke Perguruan tinggi.
Berhubung waktu itu
saya bertengger di posisi kedua mengalahkan Lorenzo di posisi pertama sebagai
siswa yang meraih nilai tertinggi, akhirnya dengan tingkat ke Pede an yang
tinggi saya memilih Universitas Gajah Mada untuk menempuh studi. Ketika itu ada
empat opsi yang diberikan untuk memilih jurusan dimana pun saya suka, jurusan
pertama dengan tingkat ke pede an sekali lagi yang tinggi, pilihan saya
jatuhkan kepada program studi Hukum, lalu Ilmu Pemerintahan (UGM) dan diposisi
ketiga saya memilih Program Studi Hukum dan yang terakhir Ilmu Komunikasi
(Unsyiah).
Setelah menunggu sekian
abad dengan keringat dan air mata akhirnya pengumuman kelulusan pun tiba, dan
ternyata oh ternyata, akankan Rahmat Aulia seorang anak Kampung akan diterima
di Unversitas Terkemuka di Indonesia, akankan saudara-saudara? Akankah ?
(Histeris).
Dan ternyata saya
Lulus, But where??
Dan ternyata, ternyata
oh ternyata,,,,,syala la la sya la la, ouuuh syala la la.
Saya Lulus Di Unsyiah
jurusan Ilmu Komunikasi FISIP.
Kecewa?
Ya saya kecewa!
Saya kecewa karena saya
nggak diterima di Gajah Mada Jogja, Impian ke sana akhirnya kandas di tengah
samudera Biru yang terletak entah dimana, jangan tanya sama saya letaknya
dimana.
Tapi saya juga
bersyukur, paling tidak saya lulus dengan beasiswa Bidik Misi, artinya saya
akan kuliah tanpa harus mengeluarkan uang dari saku celana se sen pun. Seru ini
broe!
Akhirnya saya
memutuskan untuk kuliah di Komunikasi, rasa kecewa saya buang jauh-jauh di
sebuah Samudera yang letaknya saja saya tidak tau dimana.
Setelah melalui
perjuangan yang panjang akhirnya segala urusan administrasi terselesaikan, lega
rasanya, ketika kami mahasiswa Undangan telah menyelesaikan urusan Administrasi
Kampus, sementara kawan-kawan lain yang belum lulus, masih dalam tahap
mengikuti Tes untuk memperebutkan kursi Universitas yang hendak dimasuki (walaupun
sebetulnya berebutan itu nggak baek, tapi homkeuh).
Ceritanya saya sudah
diterima jadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unsyiah, tapi saya sendiri belum
tau yang mana kampus FISIP. sebetulnya saya ini aneh, saya lahir dan besar di
Montasik, Aceh Besar yang tak begitu jauh dengan kampus Unsyiah, dan masa SMA
saya habiskan di Kota yang letaknya juga tidak begitu jauh dengan Unsyiah. Tapi
kenapa saya tidak pernah sekalipun mencoba untuk mencari tahu yang mana gedung
Hukum, FKIP ataupun gedung FISIP.
Karena kebodohan dan
ketidakpedulia tersebut akhirnya saya harus menanggung kekecewaan sekali lagi,
ternyata kampus FISIP itu sungguh kecil dan jauh dari bayangan saya selama ini.
Saya membayangkan kalau kampus itu seperti di sinetron-sinteron yang gedungnya
menjulang tinggi dengan taman-taman yang indah, tapi FISIP jangankan punya
Taman, Mushallla saja tidak ada, bayangkan, sungguh saya….. Kecewa!
Tapi saya tidak ingin
mengutuk kegelapan, lilinpun saya nyalakan supaya tidak gelap lagi. Dengan
semangat 25 kaki ini pun menapaki kampus FISIP Unsyiah. Bangga atau tidak
inilah realitanya.
Kampus saya itu sempit
dan tidak jarang kami harus berkipas ria karena ruangannya cukup suum (Waktu itu belum ada ace). Tak
jarang juga kami digusur karena ruangan yang kami tempati untuk belajar akan
dipakai oleh orang lain, tapi ini sih salah kami karena merupakan jam pindah.
Dan juga tak jarang kami harus presentasi tanpa infokus, karena di fisip Cuma
ada tiga infokus. So sad!
Tapi dibalik itu semua
saya telah dipertemukan dengan teman-teman yang baik hati dan pintar-pintar
(bukan orang pintar ya) melalui kampus ini. menjelang semester tiga saya pun
mulai terbiasa dengan segala kekurangan kampus FISIP, walau tak jarang
mendapatkan cemoohan dari kawan-kawan yang kuliah difakultas yang agak lebih
gengsi (Versi beberapa orang).
Di sini saya belajar
banyak hal, belajar bagaimana menghargai hidup, merencanakan tujuan hidup dan
lain sebagainya. Karena di sini saya bertemu dengan orang-orang dari beragam
suku (dari Sabang sampai Merauke).
Memang tak dapat
dipungkiri saya sempat iri dengan fakultas-fakultas lain yang berada dalam
lingkup Unsyiah tapi memiliki gedung-gedung yang bagus dengan infrastruktur
yang lengkap. Tapi sampai kapan saya akan terus menyalahkan keadaan?, apakah
saya harus menunggu kampus FISIP mempunyai gedung yang bagus dengan fasilitas
yang lengkap baru saya akan belajar yang rajin dan berprestasi? Kalau itu yang
saya tunggu maka pasti saya akan rugi, rugi umur dan waktu karena terus
mengutuk kegelapan tanpa berusaha mencari lilin utnuk menghilangkan kegelapan.
Biarlah orang lain
memandang sebelah mata anak-anak sosial atau anak FISIP, tapi kami tidak akan
mempedulikan itu karena kami adalah anak bangsa yang akan berdiri dengan dua
kaki untuk berprestasi dan memajukan anak negeri.
Salam Komunikasi!
selamat menempuh hidup baru, eh menjalani kehidupan baru :-)
BalasHapusUdh 2 tahun bang.....bkan khdupan baru lg.
HapusAp kbar bg Azhar?? Lama tak bersua
alhamdulillah masih diberi kesehatan wal 'afiyat :-)
HapusMottonya udah keren, Dek! Ditunggu kabar bahagia selesai kuliahnya ya. Semangat!
BalasHapusEh, Adek letting rupanya kok. XD
Emg kk dlu di kmnksi unsyiah jga???
Hapus#gagalpaham
hdup FISIP.. keren e dek FISIP nya modern minimalis, hihiihihi
BalasHapusmudah2n stelah bca tulisan ini, ada segera pihak2 yg berkoordinasi lgsung membuat lbih cantik FISIP nya, Aamiin..... merdeka!
Amiiinnnn...... kmi iri sma fkip kak gdungnya cantek. Hhii
HapusSeandainya dekan fisip membca ini. Pasti............
Semngat, jangan sampai kandas di tengah jalan :D
BalasHapusInsyaAllah nggak yusran...... smga kta mnjdi mhasiswa fisip yg bsa berprestasi. Amiiinnn
HapusSalam damai dari tetangga sebelah(fakulty pertanian)...
BalasHapusHahaha.... qe kan anak uin. Kwkw
Hapustapi saya mandang fisip pakek 2 mata kok, sebab kalo pakek satu mata di pikr juling,, :D
BalasHapusEmg dren tw dmna ficip itu bang?? Haha
HapusApapun Fakultas@ slalu bersyukur dek. dulu k2 jga kurang mencintai fakultas k2. setelah djalani ehhh..... ternyata Pertanian... aku padamu :D
BalasHapusTetap semangat.... Allah maha tahu yg terbaik bg hmba@ ^_^
Sieehhh anak prtnian..... insyaAllah kak Allah Maha tahu yg trbaik bgi hambanya.
Hapus