Pernahkah
kalian menjaga seorang anak yang belum bisa jalan seorang diri? Kalau pernah
maka anda perlu belajar dan merenungi bagaimana lelahnya merawat seorang anak
yang masih dalam gendongan, satu jam masih oke, dua jam, tiga jam atau sehari,
wah bisa membuat anda kelimpungan.
Saya
pernah menjaga ponakan selama setengah hari, mulai jam delapan pagi sampai jam
dua siang, rasanya mau pingsan saja saya hari itu. Waktu itu kakak saya yang
merupakan ibuk atau mamak dari sang anak ini masuk dinas pagi di tempatnya
bekerja, berhubung dirumah tidak ada orang satupun, maka saya lah yang harus
mengorbankan diri untuk menjaga sang ponakan.
Saya
pribadi termasuk malas menjaga seorang anak yang belum bisa berjalan atau masih
dibawah 2 tahun, karena sangat merepotkan. Apalagi saya seorang laki-laki yang
nggak terbiasa dengan hal jaga menjaga seperti itu, maklum umur saya baru 20
tahun, masih terpaut jauh untuk memiliki jiwa seorang ayah.Kala
itu jadilah saya menjaga ponakan, dari jam delapan sampai jam 10 masih betah
menjaganya, mengejarnya ketika merangkak entah kemana, atau mengontrol setiap
benda yang akan dimasukkan ke dalam mulut. Pengawasan ekstra saya kerahkan
supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Jadilah
saya setengah hari tersebut layaknya seorang Baby Sitter, lelah, jenuh, bosan
dan mengantuk mengiringi perjalanan mengurus sang keponakan. Untung dari jam 10
sampai setengah dua ponakan saya ini tertidur, jadi tidak terlalu secapek
ketika ia terjaga.Tiba-tiba
saya merenungi, ini baru setengah hari saya menjaga sang anak.
Nah, bayangkan
seorang ibu yang harus menjaga sang bayi dari mulai dalam kandungan atau
bayangkan saja ibu atau mamak kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita
sampai kita besar seperti ini.Kalkulasi
sederhananya seperti ini, ketika seorang wanita/perempuan akan hamil biasanya
gejalanya adalah mual-mual, disini sebetulnya ibuk kita sudah mulai menderita,
belum apa-apa kita sudah menjadi beban saja. Dilanjutkan dengan usia kehamilan
sampai sembilan bulan (normalnya), melewati waktu sembilan bulan dengan perut
membesar bukan suatu hal yang mudah atau gampang kawan.
Dengan
fisik yaitu ukuran perut yang membesar tentu begitu menyulitkannya untuk
melakukan berbagai aktifitas, tapi pernahkah kita mendengar seorang ibuk
mengeluh dengan mengatakan “Alah udah bosan mengandung, berat kali, kemana-mana
harus bawa, mau siampan dulu bentar ah”, pernahkah seorang ibuk yang sedang
mengandung mengatakan hal sedemikian rupa??Ia
begitu sabar mengandung sang buah hati yang tidak begitu lama lagi akan menatap
indahya dunia, sembilan bulan baginya bukanlah waktu yang lama.
Sembilan bulan
dengan perut yang besar dan tentunya dengan beban yang luar biasa tidaklah
berarti apa-apa baginya, karena rasa cinta, ketulusan dan kesabaran menanti
sang buah hati telah mengalahkan beban itu semua.Setelah
lahir apakah beban itu akan hilang begitu saja? Tentu tidak, beliau harus
bersabar lagi mengurus sang buah hati menapaki usianya yang begitu lama untuk
bisa mandiri, normalnya umur dua tahun seorang anak sudah bisa berjalan dengan
sempurna dan sudah bisa berbicara. Tapi hal-hal lain masih butuh pengawasan
sang Bunda, dari mulai makan sampai pupup.
Padahal beliau telah mengorbankan
dua tahun waktunya untuk mengurus sang buah hati, ketika pagi melihat kulit
kita kemerahan karena di gigit nyamuk beliau begitu menyesal, menyesali diri
yang tidak bisa ekstra mengawasi kita.
Dan
saya begitu kecewa, sangat kecewa, ketika beberapa waktu lalu membaca sebuah
postingan di Kaskus tentang kelakuan remaja sekarang ini. di media sosial
mereka menghina, menghujat, bahkan sampai mengutuk orang tua mereka. Bahkan ada
yang sampai tega mengatakan orang tuanya seorang “babu”, apakah anak ini sudah
tidak mempunyai lagi akal yang waras? Apakah ia seorang yang mengidap penyakit
gila, tapi orang gila tidak mungkin bisa update status di media sosial. Kita
doakan supaya mereka cepat tersadar dari kesalahannya.
Dan
saya juga kecewa ketika mendengar penuturan dari salah seorang kawan, ceritanya
jadi kawan saya ini kost sama dua orang kawannya yang juga satu kampus
dengannya. Jadi suatu hari salah seorang kawannya kedatangan orangtuanya dari
kampung, sudah jadi satu kebiasaan bagi anak kost kedatangan orang tua dari
kampung untuk menjenguk sang buah hati di perantauan.Coba
tebak apa yang terjadi?? Ia tidak memarahi atau tidak mengakui orang tuanya,
tapi yang ia lakukan adalah ketika ibuknya berniat membelikannya nasi bungkus
untuk mereka sarapan dan ketika sang ibuk ini hendak memasukkan motor ke tempat
kost mereka, tiba-tiba motor sang anak ini nggak sengaja dijatuhkan oleh orang
tuanya, dan bagian bodinya lecet sedikit. Tiba-tiba saja bagai disambar petir
sang anak dengan begitu mudah memarahi mamaknya, “ mamak kok nggak hati-hati,
lihat udah lecet ini” ujarnya dengan nada tinggi sambil menunjuk-nunjuk bagian
yang lecet. Akhirnya hari itu juga orang tuanya langsung mengganti bagian yang
lecet.
Namun
mamaknya tidak pernah sedikitpun menunjukkan rasa marah kepada sang anak, malah
ia merasa dia lah yang bersalah dan harus bertanggung jawab. Beginikah
pembalasan seorang anak terhadap orang tuanya yang telah membesarkannya sampai
sudah bisa kuliah??Dimana
letak hati nurani sang anak tersebut? Mungkin ia sudah tidak mempunyai lagi
yang namanya hati nurani. Ketika itu saya betul-betul terkejut ketika kawan
saya ini bercerita seperti itu, ingin rasanya mengutuk anak yang tidak tau diri
ini (Hana Geu The Droe).
Saya
pribadi pun tidak luput dari kesalahan, tidak menutup kemungkinan ketika
candaan kita malah membuat hati orang tua kita sakit. Tapi saya berkomitmen
dalam diri saya pribadi ketika saya tidak mampu membalas jasa orang tua yang
telah membesarkan saya sampai saat ini, paling tidak saya tidak akan menyakiti
hati mereka. Mengingat perjuangan mereka membesarkan kita saja rasanya sungguh
luar biasa.
Rasulullah SAW. bersabda, "Ada tiga dosa yang akan
disegerakan siksanya di dunia ini juga dan tidak akan ditangguhkan kepada hari
akhirat: durhaka kepada orangtua, berbuat zalim kepada manusia, dan tidak
berterimakasih pada kebaikan orang lain."
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Saleum Ramadhan!!
Luar biasa rahat. Terharu :(
BalasHapusRahat??
BalasHapusKpan kmi gnti nma kak ica???
#terharu.