Saya adalah
saksi bagaimana perpustakaan Unsyiah bertransformasi, dari dulunya yang lebih
mirip ruang penyergapan dengan sekarang yang menjadi incaran sejuta mahasiswa.
**
Saya sering kesal ketika tiba diperpustakaan
Unsyiah di jam sepuluh pagi. Pada jam ini perpustakaan Unsyiah telah dulu dikepung oleh ribuan mahasiswa. Cukup sulit menemukan kursi nganggur dijam ini.
Untuk menyiasatinya saya pun berinisiatif untuk tiba lebih awal dimana kursi
belum diduduki oleh mahasiswa lain.
Sejujurnya ada rasa bangga dalam
kekesalan itu. bangga ketika melihat mahasiswa mulai nyaman berada
diperpustakaan. Menjadikan pustaka sebagai tempat menghabiskan waktu untuk
melakukan banyak hal. Dulu ketika tahun 2012 ketika saya masih semester 1,
mengunjungi perpustakaan menjadi semacam momok yang membosankan. Ketika itu
perpustakaan masih pengap, AC tidak nyala, lampu sekarat antara hidup atau mati
hingga petugas perpustakaan bagaikan monster yang menakutkan.
Pengalaman itu mengajarkan saya bahwa
“tidak ada yang mustahil di dunia ini” apalagi tingkat pembenahan untuk skala
perpustakaan. Perubahan itu juga mengajarkan saya bahwa selalu ada sosok “man
behind the mirror” yang telah bekerja siang malam untuk sebuah perubahan. Hasilnya
seperti yang bisa dinikmati sekarang. Setidaknya saya berhasil mengumpulkan 4
kenyamanan perpustakaan Unsyiah yang membuat saya ingin selalu mengunjunginya:
1.
Ac yang
dirindukan
Banyak
yang mengeluh bahwa Banda Aceh itu panasnya luar biasa. Saya memang tidak
menampik hal tersebut karena memang kenyataannya seperti itu. Namun cobalah
sekali-sekali main ke Pustaka Unsyiah. Disitu dinginnya luar biasa lo, bisa
buat kamu betah berjam-jam disana. Apalagi bagi anak kos yang kosannya panas
kayak dalam oven, berkunjung ke Pustaka Unsyiah saya jamin kamu lupa kalau
punya kosan. Nggak percaya? datang saja sendiri.
Lantai II Adalah Lantai Yang Paling Dingin Ac nya |
2.
Kursi empuk yang
“ngangenin”
Pustaka
Unsyiah saya rasa menjadi salah satu pustaka yang paling ngertiin mahasiswa.
Sebagaimana kita ketahui bersama, kerjaan utama mahasiswa adalah belajar. Komponen
utama yang mendukung proses belajar adalah kursi. Bayangkan ketika harus
belajar dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore dengan kursi yang sempit. Pinggul
seakan mati rasa dan nggk mau gerak lagi. Untuk melampiaskannya, mengunjungi
Pustaka Unsyiah adalah pilihan yang tepat. Disana ada kursi “oranye” yang
pernah membuat saya ketiduran ketika duduk di atasnya. Alas kursinya cukup
lebar dan dipadu dengan kelenturan kursinya yang membuat pinggul bisa
bergoyang.
![]() |
Penampakan Kursi Yang Empuk |
Kursi Empuk Yang Memenuhi Lantai I |
3.
Kepincut senyum
pustakawan
Pelayanan
pustakawan Unsyiah bisa diancungi jempol. Berkali-kali saya kepincut karena
senyuman mereka. Membuat pengunjung seolah menjadi raja dengan pelayanannya.
Ada beberapa petugas favorit yang memang pelayanan mereka sangat saya sukai,
bahkan saya pun ikut memberikan suara dalam ajang pemilihan pustakawan favorit
untuk memastikan bahwa pustakawan favorit saya tidak digeser pustakawan lain.
4.
Pustaka “1000
wifi”
Indihome
dan LAN (Local Area Network) menjadi andalan mahasiswa kalau berkunjung ke
Pustaka Unsyiah. Semua Wifi di sini gratis dan bisa dinikmati sepuasnya sama
pengunjung, termasuk juga Indihome. Dilantai 1 mahasiswa bisa menikmati
beberapa wifi lantai 1. Untuk lantai 2 tersedia indihome dan kabel LAN,
sementara itu untuk lantai 3 pengunjung bisa menikmati wifi lantai 3 dan
jaringan kabel LAN pada meja bagian kiri.
![]() |
Beberapa Wifi Yang Terdeteksi di Lantai III |
Saat
ini, Perpustakaan Unsyiah juga sudah memiliki koleksi sebanyak 75.114 judul
atau 136.925 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis,
meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis,
disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi.
Koleksi pada perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja,
namun perpustakaan juga telah melanggan e-book dan e-journal pada beberapa
penerbit internasional (www.library.unsyiah.ac.id).
Melihat
berbagai keunggulan yang dimiliki Pustaka Unsyiah ini, tentu tak mengherankan pustaka jantong
hate rakyat Aceh ini berhasil mendapatkan akreditasi ISO 9001:2008.
Tugu ISO Yang Membuat Pustaka Makin Keren |
Dari semua layanan yang diberikan mulai dari wifi hingga
puluhan ribu koleksi buku itu semua bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh pengunjung
pustaka, layaknya motto perpustakaan Unsyiah “knowledge is free at Unsyiah
library” silahkan berpuas-puas, seraplah, teguklah semua pengetahuan yang
berada di Perpustakaan Unsyiah. Salam sukses selalu untuk seluruh pengurus
Perpustakaan Unsyiah. Saya bangga menjadi bagian keluarga civitas akademika
Universitas Syiah Kuala. Bravo Unsyiah, bravo Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar