Tsunami
disamping meninggalkan duka yang berkepanjangan juga menorehkan berbagai bukti
kesetiaan, pengorbanan hingga perasaan senasib sepenanggungan. Hal ini bisa
dilihat dari komplek hunian Indonesia-Tiongkok. Komplek yang dikenal dengan
nama “perumahan Jacky chan” ini terletak di gampong Neuheun, Aceh Besar.
Dari kota
Banda Aceh kita hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit perjalanan. Yang
membuat komplek ini begitu mudah dicari adalah karena letaknya yang berada di
atas perbukitan. Jika kita keluar sedikit saja dari kota Banda Aceh menuju ke
arah Krueng Raya misalnya, maka komplek ini akan langsung terlihat. Jika
dilihat dari jauh, ratusan rumah mungil ini tertata begitu apik. Apalagi jika
pada malam hari, pancaran kerlap-kerlip lampu dari perumahan ini bak taburan
bintang di angkasa. Sungguh indah.
Saya
berkunjung ke sini pada awal April 2016. Ketika komplek ini sudah berusia lebih
kurang 12 tahun. Menurut informasi yang kami baca dari prasasti yang terletak
di pintu gerbang utama, disana ditulis bahwa komplek ini dibangun atas dasar
solidaritas masyarakat Tiongkok yang merasa ikut terpanggil jiwanya untuk
membantu rakyat Aceh yang tertimpa musibah Gempa dan Tsunami.
Prasasti yang ditulis Dalam 3 Bahasa |
Begitu tiba,
sebuah gerbang layaknya di film-film shaolin akan menyambut anda. Aura ke
Tiongkok-kannya mulai terasa di sini. Perlahan kami melajukan kendaraan menaiki
jalan tanjakan. Puluhan rumah mulai terlihat dan seperti biasa, rumah ini
dibangun berhadap-hadapan yang tertata apik. Kebanyakan rumah memang tidak
berwujud layaknya pertama sekali
dibangun. Sudah banyak yang direnovasi. Bahkan beberapa terlihat mewah,
layaknya villa di TV.
Rumah Asli Bantuan |
Rumah Yang Telah direnovasi |
Setelah mengitari
komplek ini, kami menemukan banyak sekali rumah kosong yang tidak berpenghuni.
Beberapa diantaranya sudah jadi semak belukar. Bahkan ada yang dihuni oleh binatang.
Miris memang jika dilihat.
Di komplek ini
juga tidak terlihat banyak anak-anak. Baru setelah dua kali mutar kami
menemukan beberapa orang anak sedang bermain dengan teman sebayanya.
Laliiiiiiii...... |
Lelah berkeliling
kami menemukan sebuah warung kopi yang letaknya cukup strategis. View nya langsung menghadap ke lembah
perbukitan. Tempatnya begitu tenang dan rindang, apalagi kami tiba diwaktu
cuaca sedang panas-panasnya. Warkop ini tidak luas, mungkin sekiar 4x5 meter
saja. Namun cukup bersih dan kursinya ditata dengan langsung menghadap lembah. Rehat
sejenak di warkop sederhana ini, kita bisa menikmati berbagai jenis minuman.
Tersedia juga beberapa jenis makanan yang siap menemani anda setelah lelahnya
naik turun tanjakan.
Warkop ini letaknya agak ke arah Utara komplek |
Kapan Kita Minum Ini Segelas Berdua? |
Dari warkop
ini kita bisa melihat komplek lainnya. Antara komplek yang kami singgahi
sekarang dengan yang selanjutnya mungkin berjarak 3 kilometer. Namun terlihat
sedikit jauh karena posisi kami yang berada di ketinggian.
Menurut
informasi yang saya dapatkan dari seorang teman. Jika kita duduk di warkop ini
pada sore atau malam hari maka kerlap-kerlip lampu kota Banda Aceh akan
terlihat. Katanya dari sini Banda Aceh terlihat begitu kecil. Dia menyarankan
kepada kami untuk datang pada malam hari, supaya bisa melihat indahnya kota
Madani.
Pemandangan nikmat , dan makanan + Minuman nikmat .
BalasHapusSyahdu benerr bang ...
PUBLIC SPEAKING SEMARANG