“Ibuk ada kenalan, namanya Bang Kandar. Beliau tiap
dua tiga hari sekali pasti akan datang ke rumah untuk mengantar ikan. Bang
Kandar ini seru orangnya. Enak diajak ngomong. Apalagi kalau disuruh cerita.
Mungkin nggak cukup waktu sehari dengar pengalamannya melaut” Saran Ibuk
beberapa hari yang lalu, sebelum akhirnya kami jumpa dengan Bang Kandar.
Setelah bertanya banyak hal dan negosiasi harga,
kami setuju untuk menyewa boat yang
biasa digunakan Bang Kandar untuk melaut.
Naik boat untuk
melihat indahnya Sabang sekaligus memancing adalah pengalaman pertama bagi
kami. Tujuh orang mahasiswa yang hampir sebulan lamanya berada di Sabang untuk
sebuah pengabdian.
![]() |
Menghabiskan Malam Dengan Bakar-Bakar Ikan Bersama Warga di Pantai Sumur Tiga |
Sore itu sebuah kesepakatan dicapai. Malamnya kami mulai
mempersiapkan bekal untuk “melaut” esoknya. Kami membeli beberapa kebutuhan.
Sampai ada yang ngusulin untuk beli payung. Ada-ada saja.
Perlahan purnama meredup, digantikan sang surya.
Matahari tampak bergairah sekali pagi ini. Cahaya pagi malu-malu mengintip
dibalik jendela.
Jam 8 kami semua sudah stand by untuk berangkat. Begitupun dengan Ibuk, sebelum Subuh
sudah bangun untuk menyiapkan sarapan. Kami semua harus makan biar nggak mabuk
laut. Bahaya kalau perut kosong, katanya. Tanpa membantah, kami pun melahap
sarapan dengan semangat empat lima.
Ibuk adalah sosok yang menjadi orang tua kami selama
sebulan di Sabang. Darinya kami belajar banyak tentang Sabang. Tentang cerita
tetangganya yang selamat dari musibah tenggelamnya kapal Gurita, hingga cerita
tentang makmurnya warga Sabang ketika pelabuhan bebas Sabang disinggahi
berbagai kapal.
![]() |
Pantai Sumur Tiga Pagi Hari |
Usai mendengar cerita Ibuk juga, kami jadi tak heran
lagi melihat mobil sport harga ratusan juta terparkir dirumah warga. Bahkan pernah
saya melihat mobil sport jenis Ferrari
yang dibiarkan begitu saja tanpa perawatan. Teronggok dihalaman bagai besi tua.
Siap sarapan kami mulai berjalan kaki. Menuju tempat
Bang Kandar menambatkan boatnya. Kami
mulai menyusuri pantai Sumur Tiga. Melangkahi akar pohon yang menjalar ke laut.
Melintasi karang besar yang sudah berlumut dan tentunya menginjak lembutnya
pasir Pantai Sumur Tiga. Pantai inilah yang mempunyai garis pantai terpanjang
diantara pantai yang ada di Sabang. Dipantai ini juga terletak tiga penginapan
yang paling terkenal dikalangan wisatawan.
Begitu sampai. Tidak terlihat adanya Bang Kandar. Sambilan
menunggu, kembali kami mengecek barang bawaan. Memastikan tidak ada yang
tertinggal.
![]() |
Pantai Sumur Tiga di Kala Senja |
Setelah menunggu beberapa menit. Sayup-sayup mesin boat mulai terdengar. Dari jauh terlihat
Bang Kandar duduk dibagian paling belakang, memegang kemudi. Begitu sampai ia
langsung menurunkan jangkar. Memastikan boat
tidak terbawa angin. Kami pun harus basah-basahan untuk menaikinya, berhubung jarak
antara boat dengan bibir pantai
sekitar 10 meter.
“Sudah pada minum antimo kan?” tanya Bang Kandar
diantara deru mesin.
“haha, belum Bang. InsyaAllah kami nggak mabuk laut”
menganggap itu adalah sebuah ejekan. Kami menanggapinya santai.
“Yes,
mantap! Nyan preh keuh muntah sidroe-droe.”
Kembali Bang Kandar mengingatkan. Kali ini dengan mengangkat ibu jari.
Perlahan boat
melaju. Membelah hamparan laut Ie Meulee. Matahari sedang naik ketika itu. Dari
sisi kanan boat kami menoleh, melihat
dasar laut. Lantas saya mencelupkan tangan kanan. Mencoba menahan air laut yang
dihempas oleh boat. Ada satu kesenangan tersendiri melakukannya.
Wajah-wajah Sumringah Penikmat Wisata Sabang |
Sementara disisi kiri, beberapa jenis ikan terlihat
lincah mengikuti pergerakan Boat.
Seolah ingin berkejar-kejaran dengan kami. Ada juga segerombolan ikan yang sedang
bermain, tanpa menghiraukan Boat lewat.
Kami memulai perjalanan dari pantai Sumur Tiga
Gampong Ie Meulee. Dengan menyewa boat
Bang Kandar. Pelampung dan alat snorkeling
kami sewa terpisah. Jumlah kami waktu itu 10 orang. Sementara itu, Boat Bang Kandar bisa menmpung hingga 15
orang.
Birunya Air Membuat Dasar Laut Terlihat |
Kata Bang Kandar, biasanya boat ini juga beliau sewakan kepada bule. Namun dengan tarif yang
berbeda. Tarif yang beliau kenakan sama kami jauh di bawah standar. Mungkin
hanya cukup untuk mengisi minyak. Disini kami merasakan betul manfaat berbaur
dengan warga Sabang. Disamping tahu banyak tentang sejarah Pulau Weh kami juga
mendapatkan berbagai kemudahan lainnya.
Memang benar kata Ibuk, Bang Kandar ini tipe orang
yang cepat akrab. Bahkan ia mengajak kami ikut melaut beberapa hari dengannya.
Untuk ajakan ini kami belum mengiyakan.
Dari dalam Boat
Bang Kandar mengatakan bahwa waktu sudah terlalu siang untuk keliling Sabang.
Katanya untuk keliling Sabang butuh waktu satu jam lebih. Ia lantas coba
menawarkan alternatif lain, yaitu dengan melihat keindahan pantai Ie Meulee
hingga Ujoeng Kareung. Kami semua setuju dengan ide tersebut.
Rupanya Banyak Sekali Pantai Bagus Yang Belum Terjamah, Tempat Ini Cocok di Jadikan Tempat Camping |
Dari atas Boat
kami takjub melihat indahnya hamparan pantai Sumur Tiga. Rumah-rumah jadi
terlihat kecil. Cuaca waktu itu juga sangat bersahabat. Dari jarak 1 kilometer
kami bisa melihat penginapan Freddies, The Point dan Casanemo yang tertata
begitu apik. Tidak hanya dari daratan. Dari laut ternyata Sabang juga terlihat
sangat bersih.
Dari jarak 50 meter depan kami, terlihat dua buah
batu karang yang menjulang dari dalam laut. Ia tumbuh layaknya pohon sagu.
Saling berdekatan. Bang Kandar pun usil dengan menambah laju kecepatan boat dan
masuk diantara celah batu karang tersebut. Sedikit saja boat oleng, tamat riwayat
kami.
Tak terasa kami sudah sampai di Ujoeng Kareung. Tepatnya
di bawah Benteng Jepang. Benteng Jepang terlihat sangat gagah dilihat dari
laut. Seolah Benteng ini berbicara kepada kami semua “lihatlah bagaimana
gagahnya nenek moyang kita dahulu menantang penjajah yang coba merebut Tanah
Air Kita.”
![]() |
Idahnya Sunset di Benteng Jepang |
Benteng ini tampak begitu jumawa dengan ketinggian
dan kekokohannya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan penjajah dulu
ketika mendapat serangan meriam dari arah benteng ini.
Begitu jangkar dilepas. Satu persatu dari kami mulai
tumbang. Memuntahkan semua yang kami lahap tadi pagi. Hingga yang tersisa hanya
beberapa orang. Saya merasakan pening yang luar biasa ketika boat berhenti. Mungkin ini yang dinamakan
mabuk laut.
Ketika banyak yang muntah. Kami berkata kepada Bang
Kandar untuk menepi. Biarkan kami yang lemah-lemah ini istirahat di pantai
saja.
Bang Kandar pun menepikan boatnya di Pantai Anoi Itam,
bersebelahan dengan benteng Jepang. Pantai Anoi Itam sendiri berarti pantai
yang mempunyai pasir hitam. Pasir disini memang hitam pekat.
Tidak berselang lama. Sekitar 2 jam. Bang Kandar
membawa pulang ikan. Ada banyak jenis ikan yang berhasil ditangkap. Kami
bersorak kegirangan ketika melihat untaian ikan yang terikat.
Pantai Anoi Itam Yang Legendaris |
Ikan Segar Hasil Mancing 2 Jam Lebih di Perairan Ujong Kareung |
Saat melihat sosok Bang Kandar. Saya melihat ada
potensi disana. Potensi yang jika dikembangkan bisa membawa para nelayan
terbebas dari belenggu kemiskinan. Saya pikir sangat bagus kiranya membuat
sebuah program wisata. Menikmati indahnya Sabang dari atas boat. Layaknya yang pernah kami lakukan. Keliling melihat indahnya
Sabang menggunakan boat atau perahu.
Apalagi ke depan akan banyak sekali kapal pesiar
yang singgah di Sabang. Tentu menarik jika mengajak mereka yang biasanya
berlayar dengan kapal mewah untuk sesekali mencoba naik boat. Ya! Saya berharap ide ini menjadi suatu kenyataan nantinya,
semoga.
*Nyan preh keuh
muntah sidroe-droe = Lihat saja
nanti, bakalan muntah semua.
Pengalaman yang seru banget Rahmat :)
BalasHapusBangett Bang.....
Hapuscant wait to explore Sabang soon! ;)
BalasHapusInternship ambil di Sabang aja Sofi....
Hapuswaaah, pingin ke sabang lagi
BalasHapushttp://liza-fathia.com/sabang-destinasi-wisata-bahari-nan-memikat-hati/
Meet n greet gib buat di Sabang aja kak Liza.
HapusMemang boleh naik boat jalan2nya? Atau kalian kenal? Asikkkk beeut
BalasHapuswww.cutdekayi.com
Boleehh Ayi, emang disewakan. Tp harganya hrus pande2 nego. Kalau ada niat bsa kami nomor bg Kandar.
Hapusbaru tau juga kalau ke sabang bisa keliling pake boat.. kami taunya naik boat dari ie boh ke pulai rubiah aja pas ke sabang :D
BalasHapusSekarang udh tau berarti kan Muhammad Ikbal?? Alhamdulillah berarti postingan ini bermanfaat. Sereng2 maen ke sini ya Brohhh
Hapus