“Halo!
Apa mau join Field Trip ke Seulawah Aceh Besar?” Nanda Mariska, tim Ring of Fire WWF
(World Wide Fund for Nature) Indonesia menghubungi saya via whatsapp message.
Saya
yang pagi itu sedang antri beli lontong langsung merespon “Boleh, kumpul di mana
dan jam berapa?”.
“Oke!
Thanks Kak.” Berhubung doi lebih tua, jadi saya manggilnya kak. J
Berhubung
antrian lontong masih rame, jadi saya langsung balik badan. Pagi itu, saya
punya waktu sekitar satu jam untuk beres-beres dan pergi ke kantor WWF.
Berhubung jarak dari rumah ke kantor WWF memakan waktu setengah jam, ilmu gerak
cepat sangat berguna saat-saat seperti ini.
Saya
tiba di kantor WWF pukul setengah sembilan lewat empat menit. Rupanya peserta
lain belum pada sampai.
Pada momen seperti ini, saya merasa
kesal dengan mereka yang tidak ontime.
Tidak
menunggu lama, satu persatu peserta mulai berdatangan. Setelah semua beres.
Perlahan, bus berangkat. Meninggalkan kantor WWF dan besiap menuju Gampong
(Desa) Ie Seu’um Kecamatan Krueng Raya, Aceh Besar.
Tujuan
field trip ini adalah jalan-jalan ke
kawasan geothermal, jadilah Ie Seu’um masuk dalam daftar tujuan.
Sebelumnya
sudah pada tahu kan geothermal itu apa?
Secara
singkatnya, geothermal (energi panas bumi) merupakan energi panas yang terdapat di dalam bumi yang berasal dari aktivitas tektonik dari dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Hingga saat ini, telah lebih dari satu juta rumah di Italy yang listriknya dibangkitkan oleh tenaga geothermal dari Larderello - WWF Indonesia.
Potensi Geothermal Indonesia dan Aceh
Secara geografis Indonesia terletak di kawasan ring of fire atau jalur magma. Ini ditandai dengan banyaknya jumlah gunung berapi. Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 provinsi dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak. Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada - WWF Indonesia.
Selama
perjalanan, bus bergerak cukup pelan. Jarak tempuh Banda Aceh – Krueng Raya
yang biasanya 40 menit malah memakan waktu satu jam lebih.
Hawa
panas mulai terasa ketika memasuki kawasan objek wisata Ie Seu’um. Hamparan hijau
perbukitan bak permadani yang dihamparkan dari ketinggian. Uap-uap dari aliran
air panas semakin menambah keindahan objek wisata Ie Seu’um.
Kawasan
Ie Seu’um sudah lama di fungsikan sebagai objek wisata pemandian air panas. Ie
Seu’um sendiri diambil dari Bahasa Aceh yang berarti ‘air panas’, “ie” berarti “air”
dan “seu’um” berarti “panas”.
Kawasan
Ie Seu’um sendiri telah masuk dalam daftar pemerintah Aceh melalui dinas
terkait sebagai “calon” pendirian perusahaan panas bumi (geothermal).
Pemerintah
Aceh terus mengupayakan agar kedepan, Aceh yang mempunyai 17 titik manifestasi geothermal
bisa memanfatkannya untuk kebutuhan energi yang semakin hari semakin meningkat.
Dua titik manifestasi geothermal yang sudah mulai tahap eksplorasi adalah Geothermal Jaboi, Sabang dan
Seulawah Agam, Aceh Besar.
Seiring
dengan rencana pembangunan ini, WWF sebagai sebuah NGO juga terus melakukan
berbagai upaya dan advokasi agar rencana pembangunan ini tidak sampai
mengganggu keberlangsungan hidup flaura dan fauna setempat.
WWF
Aceh juga terus mengupayakan agar masyarakat sekitar juga ikut dilibatkan dalam
pembangunan mega proyek ini. Sehingga istilah “buya krueng teu dong-dong, buya
tameng meuraseuki” tidak berlaku dalam rencana pembangunan ini.
Satu
per satu peserta field trip turun
dari bus. Nanda lalu mengarahkan peserta untuk berkumpul di salah satu warung
karena akan ada sesi sharing dari tokoh
setempat.
Rupanya,
tokoh setempat sudah duluan hadir. Dengan hangat, mereka menyambut kedatangan
kami.
“seandainya
jadi dibangun di sini, kami warga gampong yang terdiri dari 8 gampong sudah
siap dan akan membantu semampu yang kami bisa. Kami juga berharap supaya warga
setempat dilibatkan dari mulai perencanaan hingga perusahaan beroperasi
nantinya.” Imam mukim yang mewakili para tokoh membuka pembicaraan.
Selanjutnya
imam mukim mulai memaparkan tentang sejauh mana kesiapan warga. Satu persatu
pertanyaan keluar dari peserta field trip. Sesi sharing jadi begitu hidup.
Beliau
juga berkisah tentang fakta yang membuat kening saya berkerut. “banyak yang
tidak tahu bahwa air panas yang selama ini keluar dari kawasan wisata ini sumbernya
dari laut. Kami pernah berkali-kali menemukan sampah plastik dan hasil laut
keluar dari sini.” Tutur Pak Yusman penuh semangat di usianya yang tak lagi
muda.
Setelah
lebih setengah jam di Ie Seu’um, rombongan melanjutkan perjalanan menuju
Gampong Lamteuba yang berada di puncak Gunung Seulawah. Ada beberapa titik manifestasi geothermal di Lamteuba yang ditandai dengan munculnya semburan air panas.
Ditemani
tokoh adat setempat, kami kembali melihat potensi energi terbarukan di Gampong
Lamteuba, Kecamatan Seulimum, Aceh Besar. Jarak dari Ie Seu’um menuju Lamteuba
sekitar 20 menit berkendara.
“Ada
beberapa titik manifestasi geothermal di sini, berhubung kondisi sedang hujan dan waktu
yang terbatas. Kita hanya meninjau satu lokasi saja.” ujar Nanda singkat.
Potensi
Geothermal Lamteuba tersebar di beberapa titik, menurut keterangan tokoh
setempat. Mendekati puncak Seulawah semburan airnya lebih besar lagi. Tapi
untuk menuju ke sana harus siap jalan kaki lebih kurang dua jam.
Menjadi
penutup field trip bersama WWF Aceh
adalah meninjau lokasi budidaya jamur merang di Gampong Lamkabeu, Kecamatan
Seulimum, Aceh Besar. Dari Lamteuba menuju Lamkabeu menghabiskan waktu sepuluh
menit berkendara. Dalam perjalanan ini, saya baru tahu dan sadar bahwa
Kecamatan Seulimum cukup luas.
Budidaya
jamur merang yang diberi nama Bate Meuligoe ini dikelola oleh kelompok perempuan dari lima gampong di mukim Lamkabeu di bawah bimbingan Aceh Geothermal Forum (AGF). AGF sendiri dibentuk
oleh WWF Aceh dan beranggotakan masyarakat yang gampongnya masuk dalam kawasan
rencana pendirian perusahaan geothermal.
Target
jangka panjang dari usaha ini adalah bisa memberdayakan ekonomi masyarakat
Lamkabeu. Selama ini, permintaan jamur merang di pasar sangat tinggi. Bahkan
harga jual jamur merang menembus delapan puluh ribu per kilonya.
Untuk saat ini, "uap panas" yang digunakan untuk menghangatkan ruangan masih menggunakan kayu bakar dengan memanaskan air. Target kedepannya, untuk bahan bakar akan menggunakan
energi panas bumi (geothermal).
Menutup
kegiatan Field Trip bersama WWF Aceh, Nanda selaku koordinator mengajak semua
peserta menyantap kuah beulangong di salah satu rumah makan Indrapuri. Peserta pun
kompak mengangguk setuju.
Kapan mulai jalan geothermalnya dekmat?
BalasHapusBaju merah emang kece kalo dipakai utk wisata alam ya... Haha
Kata dinasnya dalam waktu "dekat" kak, lg audiensi bbrapa hal lg.
Hapusbaju merah adalah kekuatan utk menghasilkan foto yg baik. Haha
Ide geothermalnya keren.. bisa jadi alternatif yang mudah diterapkan..
BalasHapusYes mbak!
HapusJadi, arti dari buya krueng teu dong dong itu apa ya bang rahmat?
BalasHapusBuya krueng teu dong2 buya tameng meuraseuki mrupakan pepatah Aceh utk menjelaskan bhwa ktika ada suatu lowongan pkerjaan, prusahaan pnyedia lowongan lebih memprioritaskan org luar Aceh ktimbang org Aceh sendiri.
HapusAsyik banget kayaknya kak tempat wisatanya ^^ Aku paling suka berwisata ke alam.Kalo ke Aceh aku wajib ke sini nih... by the way, kuah beulangong apaan ya kak? Share fotonya dong ^^
BalasHapusKuah beulangong itu kuliner khas Aceh yg pling banyak dicari org krna rasanya yg enak pakek banget. Jd kuah beulangong ini mrupakan masakan kari Aceh (bysa pakai daging sapi atau kambing) dgn cmpuran pluhan rempah2. Nanti di post slanjutnya sya tulis ttg ini ya.
HapusKeren...keren.... saya hanya baca-baca mengenai energi yang satu ini, ternyata ada di beberapa daerah dan diterapkan... Josh... untuk mengatasi krisis energi bisa nih buat alternatif...
BalasHapusBisa banget Mas, syang banget kalau nggk dimanfaatkan. Tp proses mewujudkannya itu yg lumyan lama.
Hapuswah berarti ini semacam sumber panas alami begitu ya? bisa buat sehari-hari nggak ya?
BalasHapusBisa mbak, di Italy sdah dimanfaatkan utk energi rumah tangga.
HapusMakasih ya sudah sharing tentang energi panas bumi (geothermal) jadi banyak pelajaran baru nih. Semoga Idnonesia makin maju ya. Keren euy. Btw, di Aceh nyebut lonttong juga ya buat lontong sayur?
BalasHapusIya Mbak, kita nyebutnya lontong.
HapusSmg sumber energi yg ada bs bnr2 dimanfaatkn utk mmbangun negeri sendiri dan trbebas dr intervensi asing. Btw Jd makin pengin ke aceh trus nyicip leubangong.
BalasHapusKuah Beulangong Mbak not leubangong, hehe
Hapuskok makin bagus tempatnya ya. dulu gak gini lokasinya..
BalasHapusmngkin abg prginya jaman baheula
HapusPotensi alam di Aceh memang gak ada habis-habisnya yak. Oiya bang, coba lontongnya pesan online aja. Ditempatku gitu soalnya ckckc sejam aja uwak itu buka kede eh dah byk pesanan yg pada tinggal ambil aja lalu bayar. Pasrah dah
BalasHapusSilahkan di kunjungi ya kawan-kawan 100% Memuaskan
BalasHapus> Hoki anda ada di sini <
Bandar Q Online Terpercaya dan Teraman di GUNUNGPOKER
Link daftar : http://bandaraduq.com/Register.aspx?lang=id
BBM : 56978317
SEMUA GAME HANYA PAKAI 1 USER ID : Poker, Domino QQ, Capsa Susun, Adu Q, Bandar Poker,
Segera daftarkan userid anda di GUNUNGPOKER
Promo Terbaru dari GUNUNGPOKER
- Minimal DEPOSIT & WITHDRAW Rp 20.000,-
- Tersedia 7 game dalam 1 USER ID
- BONUS Turnover 0.5%
- BONUS Referral 20%
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
LIVECHAT GUNUNGPOKER 24 JAM ONLINE
Fanspage FB : @agengunungpoker
Pin BB : 56978317
WA : +62812-7287-4416
LINE : gunungpokercsr1
WECHAT : gunungpokercsr1
YM : gunungpokercsr1@yahoo.com
Cerita Dewasa
Cerita Semi
Cerita Sex
Nonton Bokep
Film Sex
Film Dewasa
Prediksi Bola
Berita Bola
Live Score
Bursa Taruhan
Agen domino
BandarQ
Domino 99
Domino QQ
Agen Poker
Bandar Poker
Agen Judi QQ
Judi Online
Forum Judi Online
hubungi kami di :
Line : gunungpokercsr1
Bbm : 56978317
Wa : +6281272874416